Kamis, 05 Januari 2012

Simplisia


SIMPLISIA

Pengertian

Simplisia adalah bentuk jamak dari kata simpleks yang berasal dari kata simple yang artinya satu atau sederhana. Menurut Departemen Kesehatan RI simplisia adalah bahan alam yang digunakan untuk obat yang belum mengalami proses apapun, kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan.

Macam-macam simplisia
1.      Simplisia nabati
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya. Misalnya Datura folium dan piperis nigri fructus.
2.      Simplisia hewani
Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Contohnya oleum iecoris asselli dan mell depuratum.
3.      Simplisia pelikan atau mineral
Simplisia pelikan atau mineral yaitu simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum duolah atau diolah secara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni.

Nama latin dari bagian simplisia yang digunakan
Amylum          : Pati
Bulbus             : Umbi lapis
Caulis              : Batang
Cortex             : Kulit
Flos                 : Bunga
Folium             : Bunga
Fructus            : Buah
Herba              : Seluruh tanaman
Lignum            : Kayu
Radix              : Akar
Rhizoma          : Rimpang
Semen             : Biji

Faktor-faktor yang mempengaruhi simplisia
Ada dua faktor yang mempengarui kualitas simplisia, yaitu faktor bahan baku dan proses pembuatannya.

1.      Bahan baku simplisia
Berdasarkan bahan bakunya, simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar dan tanaman yang dibudidayakan. Jika simplisia diambil dari tanaman yang dibudidayakan maka keseragaman umur, masa panen, galur (asal usul, garis keturunan) tanaman dapat dipantau. Sementara jika diambil dari tanaman liar maka banyak kendala dan variabilitas yang tidak bias dikendalikan seperti asal tanaman, umur, dan tempat tumbuh.

2.      Proses pembuatan simplisia
Dalam proses pembutan simplisia ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut meliputi:

a.       Pengumpulan bahan baku
Kualitas bahan baku ditentukan oleh tahapan yang dilakukan dalam pengumpulan bahan baku tersebut. Salah satu tahapan yang berperan dalam hal ini yaitu masa panen. Masa panen dilakukan sesuai dengan tanaman yang akan digunakan, yaitu sebagai berikut.

1)      Biji
Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau sebelum semuanya pecah.

2)      Buah
Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak (misalnya Piper ningrum), setelah benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat perubahan warna/bentuk dari buah yang bersangkutan (misalnya jeruk, papaya).

3)      Bunga
Pemanenan bunga tergantung dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya, panen dapat dilakukan pada saat menjelang penyerbukan, pada saat bunga masih kuncup (seperti jasminum sambac) atau pada saat bunga sudah mulai mekar (seperti Rosa sinensis).

4)      Daun atau herba
Panen daun atau herba dilakukan pada saat herba pada saat proses fotosintesis berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat saat tanaman mulai berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan pucuk daun, dianjurkan pada saat warna pucuk daun berubah menjadi daun tua.

5)      Kulit batang
Pemanenan kulit batang hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang paling baik adalah awal musim kemarau.

6)      Umbi lapis
Panen umbi dilakukan pada saat akhir pertumbuhan.

7)      Rimpang
Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.

8)      Akar
Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah cukup umur. Panen yang dilakukan terhadap akar umummnya akan mematikan tanaman yang bersangkutan.

b.      Sortasi basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar. Sortasi dilakukan terhadap tanah dan kerikil, rumput-rumputan, bagian tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, dan bagian tanaman yang rusak.

c.       Pencucian
Pencucian simplisia dilakukan untuk membersihkan kotoran yang melekat, terutama bahan-bahan yang berasal dari dalam tanah dan bahan-bahan yang tercemar pestisida. Pencucian dilakukan dengan menggunakan air yang bersih (tidak tercemar).

d.      Pengubahn bentuk
Tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku akan semakin cepat kering. Pengubahan bentuk seperti perajangan (rimpang, daun, herba), pengupasan (buah, kayu, kulit kayu, dan biji-bijian yang ukurannya besar), pemiprilan (jagung : biji dipisahkan dari bonggolnya), pemotongan (akar, kayu, kulit kayu, dan ranting)

e.       Pengeringan
Pengeringan simplisia bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri, menghilangkan aktivitas enzim yang bias menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif, memudahkan dalam hal pengelolaan proses selanjutnya (ringkas, mudah disimpan, tahan lama, dan sebagainya).

f.       Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.

g.      Pengepakan dan penyimpanan
Setelah semua tahapan diatas telah dilakukan, maka simplisianya disimpan didalam wadah. Factor-faktor yang mempengaruhi pengepakan dan penyimpanan simplisia yaitu cahaya, sirkulasi udara (O2), reaksi kimia yang terjadi antara kandungan aktif tanaman dengan wadah, penyerapan air, kemungkinan terjadinya prose dehidrasi, pengotoran dan atau pencemaran (baik yang diakibatkan oleh serangga, kapang, bulu-bulu tikus atau binatang lain).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar